Syarh Diwan

DIWAN 1
Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Sekapur Sirih dari Penerbit
Sungguh luar biasa Diwan ini, ia terus mengalami pembaharuan di sepanjang zaman. semakin bertambah kilauan dan kecermelangan huruf-hurufnya. kasidah-kasidahnya pun semakin berpijar dan diterima dengan penuh penghormatan. Tiada rasa bosan saat mendengarkannya bahkan akan terasa manis bila terus mengulanginya. Pengaruh Diwan ini begitu nampak bagi para pembaca dan pendengar. Bahkan pesan yang terkandung di dalamnya berlimpah-limpah dan sarat dengan muatan ilmu. Ketika seseorang membacanya, ia akan mengetahui bahwa kitab ini mengandung rahasia-rahasia al-Quran yang mulia. Begitu manis dan penuh keindahan. Seperti halnya karangan Salafu as-Shalih.- Meskipun tidak seluruhnya- namun kebanyakan memuat rahasia-rahasia al-Quran. Sebagaimana keterangan yang diucapkan oleh "sang penggubah Nadzam" –semoga Allah meridhainya-:

...

...

"Ketahuilah bahwa al-Quran ibarat lautan yang meliputi dunia sedangkan kitab-kitab lain ibarat sungai-sungai yang memanjang dari lautan"

Hanya saja muatan berbagai rahasia al-Quran yang dikandung oleh satu kitab berbeda prosentasenya dengan kitab yang lain. Dikarenakan adanya kadar rahasia al-Quran yang tertuang, kitab ini terasa manis dan nampak keindahannya. Dan dengan kadar yang terdapat di kitab-kitab lain, akan nampak sifat-sifat al-Quran yang tertuang di dalamnya, serta akan terlihat kilauan pengaruhnya. Dari sini pula kita dapat memahami maksud ucapan sebagian ulama salaf yang berbunyi "Menghidupkan kembali semangat nilai-nilai al-Quran sama dengan al-Quran itu sendiri".

Bila manusia merenungi isi diwan ini dan merasakan keindahan kasidah-kasidahnya, ia akan mengetahui dengan jelas bahwa kadar rahasia al-Quran yang dikandungnya sangat tinggi. Hal ini hanya didapati pada sebagian kecil kitab saja. Oleh sebab itu, disaat membaca kitab ini, si pembaca akan merasakan perasaan dan emosi yang kuat seperti kala ia membaca al-Quran. (Akan menggigil kulit orang-orang yang takut pada Tuhannya lalu kulit dan hatinya akan condong untuk mengingat Allah..)


Sering kali aku berharap Diwan ini akan dibaca pada beberapa majlis ilmiah dengan pembacaan yang seksama dan disertai penjelasan yang cermat bukan hanya sekedar menyenandungkannya atau sebatas peringatan dan lantunan puji-pujian saja. Terkadang di tengah-tengah pembacaan dan penjabaran maknanya, banyak sekali tersingkap ilmu-ilmu baru sehingga dengan demikian nampaklah rambu-rambu tarekat sebagai penghubung dengan pengetahuan hakikat.
Hanya Karena pertolongan dari Allah Swt. Kami terbitkan kembali kitab ini dalam bentuk yang lebih sistematis, dengan disertai pemberian syakal dan penjelasan lebih dalam, tentunya untuk memudahkan pembaca, pelantun kasidah, pemberi nasehat dan petunjuk serta untuk menghindari kesalahan fatal yang tidak enak didengar sehingga dapat memberi kerutan dahipada si pembaca serta memperburuk citra si pengarang dan semua kalangan. Hal ini sesuai dengan salah satu ungkapan yangberbunyi : "pengubah redaksi adalah musuh bagi pengarang".


Dan seperti upaya al-Walad Abdullah dalam menyusun faidah-faidah yang tertera pada cetakan kitab sebelumnya, di sini kami menyertakan keterangan faidah bagi setiap kasidah. Dan berbagai komentar yang pada cetakan sebelumnya berbentuk catatan kaki, kami letakkan di bagian bawah halaman dengan diberi nomor agar dapat mempermudah rujukan.

Kami juga meletakkan beberapa gambar dari peninggalan Imam al-Haddad yang dirindukan oleh para pecintanya lebih-lebih mereka yang tidak mempunyai kesempatan untuk mengunjungi peninggalan-peninggalannya dan mengenali saksi-saksi sejarah di sana.
Kitab Diwan ini mengalami pembaharuan dalam bentuk, susunan, penerbitan dan pembuatan bab-babnya. Begitu pula manfaat dan kontribusinya serta kecemerlangan dan keindahannya. (Tidakkah kau melihat bagaimana Allah menunjukkan contoh berupa satu kata yang baik ibarat sebuah pohon yang baik, akarnya tetap kokoh di di bumi sedang rantingnya menjulang ke langit. Pohon itu akan berbuah di setiap musim dengan izin Tuhannya. ) (al-Quran al-Karim).


Semoga di dalam pembaharuan kitab ini, terdapat reorientasi bagi hidup kita. Semoga ia dapat mengumpulkan serpihan-serpihan yang kita inginkan sebelum digunakan sebagai pola serta orientasi hidup untuk kemudian kita ajarkan pada generasi selanjutnya. semoga kita dapat merasakan dan meresapi maknanya dalam setiap ibadah dan shalat kita agar dapat diambil manfaatnya di kala kita hidup dan setelah mati. Pertolongan Allah atas usaha ini adalah isyarat awal dari tercapainya cita-cita.. Dari Tuhan kita yang maha agung dan maha luhur.


...

...

("Andai Kau tak menghendaki apa yang aku harap dan aku cari # Niscaya Kau takkan menuntun kami untuk mendapatkannya dengan limpahan kedermawananMu") segala puji bagi Allah. Baginya seluruh keutamaan dari awal hingga akhir.

Abdul Qadir Jailani salim al-Khard

10-Ramadhan-1421 H.



 

 

GAMBAR TEMPAT KELAHIRAN AL-HABIB ABDULLAH AL-HADDAD DI SABIR.



 

 

MUQADDIMAH AL-IMAM AL-ALLAMAH ALAWY BIN AHMAD BIN HASAN BIN ABDULLAH AL-HADDAD. CUCU SANG PENGGUBAH NADZAM


Bismillahi ar-Rahmani ar-Rahimi..
Tuhan yang maha mulia, permudahlah urusan kami

Segala puji bagi Allah pengatur semesta alam. Aku bersaksi bahwasanya tiada Tuhan selain Allah semata. Pencipta segala yang ada. Dzat yang disembah oleh para penduduk langit dan bumi. Ia telah mengirim beberapa utusannya dan memberikan wahyunya kepada mereka beserta para nabi. Aku pun bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusanNya bagi seluruh makhluk. Tuhan, curahkanlah salam sejahtera dan keselamatan atasnya, keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Meliputi segala shalawat dan penghormatan terbaik kepada junjungan kita Nabi Muhammad beserta para utusan dan Nabi-nabi lainnya.

Setelah terucap Hamdalah dan Shalawat: maka ketahuilah bahwa pendeklarasian Diwan al-Habib al-Quthbu al-Ghaits telah kulakukan di berbagai tempat dekat maupun jauh- . Dan aku menganggap baik untuk mengikat berbagai faidah di dalam kitab yang aku punya ini dengan keterangan yang ditulis oleh Habib Muhammad bin Smith pada bab kelima dari kitab al-Manaqib. Karena - Seperti dikatakan oleh Ayahku Ahmad dalam kitab Ratib karya kakeknya- beliau pernah berkata demikian: "Syaikh Abdullah al-Haddad semoga Allah memberi kita kemanfaatan melalui dirinya- memberi nama kitabnya dengan judul (al-Durru al-Mandzum lidzawi al-Uqul wa al-Fuhum) . Habib Abdullah al-Haddad r.a mengkhususkan kitabnya untuk orang-orang yang berakal dan memiliki pemahaman bukan untuk orang bodoh dan pandir karena beliau r.a menguraikan dalam kitabnya ini berbagai macam rahasia, pengetahuan, ilmu-ilmu yang begitu rinci dan segala kelembutan. Sebagaimana telah disinyalir dalam salah satu perkataannya r.a: "aku sisipkan di dalamnya beberapa rahasia yang tidak kuletakkan pada karangan-karangan lainnya. Maka pahamilah hal itu.. ) dinukil dari kitab Syarah ala ar-Ratib".

Tuan kami al-Habib al-Arif billah Umar bin Zain bin Smith Baalawy telah memerintahkan kami untuk melampirkan- pada kitab Diwan ini- beberapa keterangan dari penutup bab kelima yang terdapat di kitab (Ghayatul Qashdi wa al-Murad fi manaqibi al-Quthbi al-Ghaitsi Abdullah bin Alawi al-Haddad Baalawy) karya junjungan kami al-Imam al-Muhaqqiq Syaikh al-arif billah al-Habib al-Ustadz Muhammad bin Zain bin Alawy bin Smith Baalawy yang masih bersaudara dengan guru kami Habib Umar.

Pada bab lima di mana kami menambahkan keterangan yang semestinya -

Al-Imam berkata: penutup bab ini berisi beberapa faidah yang insya Allah- berhubungan dengan ucapan Habib Abdullah al-Haddad dalam al-Durru al-Mandzum li dzawi al-Uquli wa al-fuhum yang secara umum juga menyajikan berbagai macam kasidah, keterangan kronologis baik berupa sebab maupun tempo dan berbagai pengetahuan yang sampai kepadaku baik berupa Baharyang kering atau bahar yang tidak dipakai lagi serta belum memiliki pengertian.

Dalam kitab ini, al-Habib r.a telah menguraikan berbagai macam aspek dari hukum ,makna-makna yang lembut , Rahasia-rahasia, ilmu pengetahuan, Kata-kata indah, segala emosi yang jarang terjadi serta ragam realita dan partikel-partikel dengan menggunakan bermacam-macam rumus dan pernyataan yang jelas. Kitab ad-Diwan juga mengandung intisari berbagai macam ilmu Tauhid, Tafrid, Taqdis, Tanzih serta segala macam pengetahuan agama ; Islam dan Iman, Yaqin dan Ihsan yang semua teruraikan dengan menggunakan isyarat, redaksi dan penjabaran yang jelas. Dalam kitab tersebut, Beliau telah menancapkan pedang berupa keterangan dan kefasihan serta melindungi dirinya dengan penjelasan yang Baligh (memadai). Sehingga beliau dapat mendudukkan kecerdasan orang-orang yang fasih lisannya dan dapat melemahkan akal para pakar balaghah sepeninggal dirinya. Beliau juga telah menyimpan mutiara-mutiara dan batu nilam yang tak ternilai harganya dalam kitab ini. Sebagaimana tersirat dalam ucapannya yang pernah kudengar yaitu:

"Sungguh dalam ucapan kami yang berbentuk nadzam ini terdapat berbagai ilmu yang tak mungkin ditemukan di kitab-kitab lainnya. Barang siapa yang memilikinya maka ia akan merasa cukup dengan lafadz dan maknanya".

Kasidah-kasidah yang berbentuk nadzam berjumlah seratus lima puluh. Tanpa menghitung kasidah yang komponennya kurang dari enam bait, Maka pahamilah hal itu.

Kemudian bagian awal kasidah yang ditulis al-Habib dan ditujukan kepada guru besar Husain bin Muhammad Bafadhal al-Makky yang artinya demikian:


Dengan menyebut nama Allah aku memulai # menulis apa yang kumau dan yang inginkan

Maha suci Tuhanku maha kudus Allah # dari kungkungan segala ilmu yang melingkupi

Segala puji bagi Allah dari seorang hamba # yang fana saat tersingkap olehnya kehadiran dzat yang maha qadim.

Bagi kami tiada Tuhan selain Allah # ungkapan perasaan yang sedang bertauhid, dengannya kami rasakan cinta

Maha besar Allah.. tiadalah dzat yang besar # tiadalah dzat yang mulia selain dia.. sunguhlah tiada..

Wahai orang yang hadir hatinya. kau tahu # apa yang ditangkap segala paham..

Kau pun mengerti itu rahasia yang tersembunyi # dalam dada seorang merdeka yang tahu akan Dia

Mari kita terobos padang pasir # agar dapat kita penuhi agar tidak kita diami..

Alam yang penuh dengan kebohongan dan kesia-siaan # karena semua itu hanyalah sketsa..

Sedang Kebenaran ada di balik sketsa dan di dalamnya # namun ia tak kasat mata dan tetap tersimpan..

Ia terlihat oleh pemilik hati yang kilaukan cahaya # yaitu seorang yang arif dan bijaksana..

Salam sejahtera dari Tuhan yang tiada akhir # atas manusia nan luhur kepribadiannya,.

Muhammad lumbung cahaya.. manusia yang # melaksanakan kebajikan demi tegaknya kebenaran
Demikianlah kasidah yang digubah al-Habib al-Haddad sebagai jawaban bagi Sayyidina Ahmad bin Zain al-Habsyi dan pengikut setianya Umar Bahamid as-Siyuniy. Dimana bait awalnya berbunyi:

...

...

(Wahai dua sahabatku, kalian adalah penolong # yang memberi pertolongan bagi tegaknya kebenaran dengan terang-terangan)

Syair di atas tidak tercantum di beberapa salinan kitab "ad-Diwan" meskipun sebagian besar penulis mencantumkannya. Oleh sebab itu saya mengingatkan hal ini agar tidak terjadi lagi kesalahan serupa pada salinan-salinan yang telah dimiliki sebagian orang sedang mereka tidak mengetahuinya. Syair di atas saya sisipkan pada pembahasan faidah-faidah "Diwan" yang selanjutnya. Maka lihatlah!.

Tak diragukan lagi nadzam gubahan al-Habib r.a menghasilkan berbagai manfaat secara khusus maupun secara umum. Banyak kegunaannya bagi umat manusia. Besar Pengaruhnya di hati dan sarat pelajaran serta bahan renungan, hingga terkadang seseorang yang kasar dan keras hatinya, ketika mendengar senandung nadzam ad-Diwan, akan berubah menjadi halus dan lembut . Begitu pula jika nadzam tersebut didengar oleh orang yang hatinya kering dan sakit, maka ia akan merasa diberi kekuatan untuk bertaubat dan kembali kepada Tuhan semesta alam. Serta banyak lagi khasiat lainnya semacam petunjuk implisit yang semuanya dapat diterima oleh para ilmuwan tergantung kadar perasaan, resepsi dan apa yang mereka serap.

Dan disaat membacakan Diwan kepada al-Habib al-Haddad r.a mudah-mudahan Allah memberikan kemanfaatan melaluinya- aku meminjam kitab (al-Fushul al-Ilmiyah) pada sebagian teman. Beliaupun menanyakan perihal kitab itu.Seorang teman menjawab: kitab itu ada pada Fulan.. yang dia maksud adalah diriku.. lalu al-Habib berkata: "orang yang memiliki kitab Diwan maka ia takkan membutuhkan kitab lainnya, karena aku telah mengumpulkan segala macam rahasia dan hikmah yang tak terhitung di dalamnya". atau dengan menggunakan redaksi yang lain (yang sesuai maknanya).

Sering pula al-Habib al-Haddad r.a berkata bahwa orang yang semasa hidupnya banyak menghafal nadzam ini, ketika dia meninggalkan dunia akan dikunjungi oleh ahli kubur. Mereka memintanya untuk menyenandungkan ucapannya, Karena mereka tahu dalam susunan nadzamnya terdapat segudang rahasia, kandungan hikmah, dan segudang cahaya seperti yang akan dibahas lebih lanjut di pasal penutup tentang penjelasan khasiat Diwan.

Nadzam al-Habib al-Haddad ini juga menampung semua model Bahar yang berjumlah lima belas atau tujuh belas menurut keterangan para pakar ilmu Arudh dan bahar-bahar baru yang mereka ciptakan kemudian. Hal itu seperti diketahui oleh siapapun yang melihat karya ini. Al-Habib juga menbersihkan syairnya dari berbagai jenis aib dalam kajian ilmu Arudh semisal Itha, Iqwa, Ilqa dan semua hal yang dianggap cacat oleh pakar kesenian ini. Allah telah menguatkan lidahnya, meringankan ujung jarinya, meninggikan bagian-bagian dirinya dan memulyakan kepribadiannya.

Secara umum, segala ucapan al-Habib Abdullah bin Alawy al-Haddad r.a begitu mudah diingat dan tercegah dari kesukaran di dalam memahaminya. Begitu dekat di hati serta berlimpah manfaat .


GAMBAR MASJID AL-AWWABIN



FAIDAH-FAIDAH UMUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN DIWAN.
FAIDAH-FAIDAH UMUM.

FAIDAH

Habib Umar bin Zain bin Smith berkata: "Diwan dan kasidah al-Habib al-Haddad yang paling banyak terdapat di dua tanah haram (Makkah & Madinah)".

Diceritakan dari seorang Wali Allah yang bekerja sebagai tukang sapu di masjid al-Haram bahwa pada malam wafatnya Sayyid Abdullah al-Haddad, ia berseloroh jika Habib Abdullah telah meningggal dunia. Maka iapun ditanya: "dari mana kau tahu berita itu?" Ia menjawab: "aku melihat beliau setiap hari dan sepanjang malam selalu mengelilingi kabah namun saat ini aku tidak melihatnya. Maka aku tahu beliau telah wafat.

Aku berkata: di sini terdapat satu keistimewaan yang terlihat yaitu tatkala kami sedang berada di kota Makkah al-Musyarrafah, aku mendengar dari Syaikh Ali bin Wafabahwa dia dapat melihat para nabi dan para wali di beberapa malam - setelah lewat tengah malam - dalam satu minggu. Mereka berbondong-bondong mendatangi kabah. Maka di suatu malam yang telah kuketahui, akupun bermaksud untuk dapat melihat Tuanku dan kakekku yang mulia bersama dengan kedua cucunya al-Hasan dan al-Husain serta al-Qathbu al-Ghaits Abdullah al-Haddad semoga melalui perantaraannya, Allah memberikan kemanfaatan pada kita- . Setelah lewat tengah malam, aku bangun dan tiada yang bersamaku di tempat Thawaf selain dua orang saja. Setelah aku sempurnakan Thawaf, aku berdoa dengan nada keras di Multazam. Tiba-tiba seseorang memukul pundakku dan berkata kepadaku : " berdoalah dengan suara pelan". Aku pun menoleh ke arahnya dan ternyata dia adalah tuanku al-Quthb al-Ghaits Abdullah al-Haddad. Aku mengenali wajahnya yang sering mereka gambarkan padaku. Aku keluar dari Multazam dan berdiri di samping kanannya sedang beliau dalam keadaan berdoa dengan suara pelan dan mengangkat kedua tangannya. Akupun mengangkat kedua tanganku. Tak dapat kudengar bacaan doanya namun tetap saja kuamini sekiranya dia mendengar suaraku. Setelah selesai berdoa, beliau mengusap wajahnya dengan kedua tangannya, akupun mengusap wajahku dengan kedua tanganku. Kemudian beliau berjalan ke arah mimbar dan Rukun Syami, aku ingin mengikutinya dan menanyakanya namun dia telah menghilang. Seakan aku tak pernah melihatnya dan aku tak tahu ke mana dia pergi. Demi Allah tak kukurangi satu hurufpun cerita yang pernah kualami ini. Dengan sebab Rahasia dan cahaya yang Beliau miliki, semoga Allah Swt segera mengembalikan kita ke tanah air kita, dalam keadaan baik dan sehat rohani. Melalui sebab pangkat dan syafaat al-Habib al-Haddad. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.

FAIDAH

Buah pena al-Allamah Ahmad bin Muhammad az-Zarqani yang masyhur dengan sebutan: Ibnu Fajlah

Segala puji bagi Allah. Guru kita Syaikh al-Allamah al-Jubry pernah ditanya demikian: "apa pendapatmu tentang syair? Apakah boleh kita membaca lahnakhir dari suatu Rima? Atau hal itu dilarang? "

Beliau menjawab dengan pernyataan berikut ini:

"Segala puji bagi Allah tuhan seru sekalian alam. Iya. Boleh bagi seorang penyair mengubah Irab dalam keadaan dharurat syiir. Dan hal itu tidak dianggap sebagai Lahn karena ia diberi kemudahan dalam membaca demikian seperti kemudahan dalam masalah-masalah syariat. Dan -terkait dengan kemudahan-kemudahan syariat- seperti halnya tidak diperbolehkan menganggap semua itu bukan termasuk syariat, tidak diperbolehkan pula terkait dengan keringanan-keringanan dalam bahasa arab- mengatakan hal itu bukan termasuk kaedah bahasa Arab.

Ulamanahwu telah menetapkan dalam beberapa kitab bahwa seorang penyair diperbolehkan melakukan beberapa hal. Diantaranya: mengubah Irab yang semestinya. Seperti perkataan seorang penyair dalam nadzam berikut:
 
 

4 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. العلماء الحقيقيين هم ورثة النبي

      Hapus
  2. العلماء الحقيقيين هم ورثة النبي

    BalasHapus